2 Okt 2025

BUMDes Mitra Usaha Bersama "Mangkrak" anggaran sia-sia

INDOMEDIANEWS -Salah satu BUMDes terbengkalai berada di Desa Picungpugur, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon. 
BUMDes ( Badan Usaha Milik Desa) Mitra Usaha Bersama, yang bergerak di bidang penggilingan beras saat ini kondisinya sangat disayangkan. 
Betapa tidak, Bangunan penggilingan dan mesinnya dibiarkan rusak tanpa adanya perawatan ataupun aktifitas. 
Dari informasi yang diperoleh melalui Sekretaris Desa picung pugur, Kosim, menuturkan terkait keberadaan BUMDes yang tidak dipergunakan dan dibiarkan mangkrak. 

"Kalau tidak salah, BUMDes tersebut dibangun dan dioperasikan pada tahun 2018 disaat kuwunya masih di jabat oleh kuwu yang terdahulu ( Kuwu yani-Red) sepengetahuan saya hanya berjalan selama dua tahun, setelahnya penggilingan padi yang di kelola BUMDes tersebut berhenti total, hal ini salah satu penyebabnya adalah fasilitas mesin giling yang besar, sementara petani atau warga yang ingin menggiling beras jumlahnya hanya sedikit, jadi antara biaya operasional dan pemasukan tidak seimbang, akhirnya penggilingan padi tersebut berhenti dan tidak beroperasi hingga saat ini" Tuturnya, Kamis, 02/10/2025.

Sangat disayangkan, dengan anggaran yang tidak sedikit, program yang dicanangkan ternyata dibiarkan dan seakan hanya sebagai penyerap anggaran tanpa adanya keseriusan dalam pengelolaannya. 
Saat disinggung bagaimana langkah selanjutnya untuk bisa memanfaatkan kembali bangunan  dan mesin penggilingan yang muhajir, Kosim menjelaskan. 

"Seharusnya sih diadakan musdes, bagaimana solusinya, apakah mesinnya dilelang atau bagaimana, jadi bisa diambil manfaatnya kembali, namun memang sampai saat ini belum ada wacana untuk hal tersebut" Jelasnya. 

Tidak jauh dari berdirinya Bangunan  BUMDes, saat ini tengah dibangun Kandang ayam petelor yang menurut informasi berasal dari bantuan dinas peternakan yang diberikan kepada kelompok peternakan berupa kandang dan ayam petelor sebanyak 500 ekor. 
Sayangnya program tersebut tidak dibarengi dengan adanya papan informasi publik, yang akhirnya menimbulkan tanya, program apa dan menelan anggaran berapa. 
Terkait hal tersebut, Sekretaris desa picung pugur kembali menuturkan. 

"Untuk hal tersebut, baik jumlah anggaran atau berapa lama program tersebut selesai,  kami sendiri tidak memahaminya, karena sifatnya kami hanya sebagai penerima manfaat, toh Sampai saat ini kandangnya saja belum selesai, jadi kami tidak memahaminya" Jelas Kosim.

Sangat disayangkan, di satu sisi setip anggaran yang dikelola desa papan informasi wajib dipasang agar diketahui secara umum, sementara pembangunan  yang bukan dikelola desa terkesan mengesampingkan adanya papan informasi. (1c) 

0 $type={blogger}: