INDOMEDIANEWS - Upaya pengembangan wisata Cikuya terkendala dengan ketersediaan lahan yang kurang memadai.
Dengan luas lahan 2000 meter persegi dirasa masih sangat jauh dari kata ideal, khususnya dalam hal ketersediaan lahan untuk kolam penangkaran kura-kura.
Obyek wisata Cikuya yang berada di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, merupakan salah satu wisata konservasi dan edukasi terkait keberadaan dan pelestarian kura-kura langka jenis Labi-labi atau dengan bahasa lokal Bulus spcies amyda cartaleginia yang memiliki ciri has berupa tengkorak berwarna hitam pekat, leher panjang dan memiliki bentuk punggung yang cekung menyerupai punggung manusia serta berat badan bisa mencapai 80 kg.
Sayangnya usaha pokdarwis ( Kelompok Sadar Wisata) untuk terus berupaya mengembangkan wisata dan kelestarian kura-kura yang ada terkendala dengan keterbatasan tempat.
Hal tersebut disampaikan ketua pokdarwis Cikuya, Eman Suherman saat ditemui di lokasi wisata Cikuya, minggu, 1/06/2025.
"Saat ini tukik atau kura-kura yang berhasil ditetaskan melalui penangkaran sebanyak 1500 ekor dari jumlah keseluruhan telur sebanyak 2786 , dari bulan Juli 2024 sampai pebruari 2025, sementara balong untuk pembesaran Kura-kura hanya ada dua, satu kolam pembesaran, satu kolam induk, ini jelas sangat tidak memadai, bahkan untuk kolam induk yang idealnya diisi oleh seratus ekor, saat ini diisi kurang lebih 200 sampai 300 ekor, yang dampaknya terjadi perkelahian antar kura-kura, bukan hanya karena pakan yang dirasa masih kurang, namun kematian kura-kura terjadi karena kolam yang sempit hingga menimbulkan perkelahian antar kura-kura" Tuturnya.
Eman lebih lanjut menjelaskan, pihaknya sudah berusaha maksimal untuk mengembangkan dan merawat keberadaan kura-kura dengan segala keterbatasan yang ada.
"Untuk pakan mungkin kami sedikit terbantu dengan kesiapan pihak pemdes Belawa yang menyediakan, hanya saja persoalan yang harus ditangani secepatnya adalah menyediakan atau membuat balong baru, sementara kami tidak memiliki anggaran untuk itu, oleh karenanya kami sangat berharap agar Dinas terkait baik itu pariwisata maupun perikanan bisa mealokasikan untuk menyediakan atau membangun balong agar keberadaan kura-kura tetap lestari, kalau hanya penangkaran kami rasa sudah sangat berjalan dengan baik, hanya saja tidak cukup melakukan penangkaran karena setelah telur menetas kami harus menaruhnya di kolam atau balong yang tersedia, bisa dibayangkan, setiap hari ada saja telur yang menetas, sementara balongnya hanya ada dua, ini jelas sangat tidak ideal, intinya kami berharap adanya perhatian serius dari semuan unsur, tidak cukup hanya mengelola Cikuya dengan wisatanya saja, namun harus memperhatikan kelangsungan atau keberadaan kura-kura, kalau hanya terfokus pada wisatanya saja mungkin mudah, namun konsep kami tidak sebatas itu, kami menginginkan wisata Cikuya tetap ada dan semakin berkembang dan keberadaan kura-kura pun dapat dilestarikan" Pungkasnya. (1c)