22 Apr 2025

Program Koperasi Merah Putih patut dikaji " jangan sampai timbul persoalan"

INDOMEDIANEWS - Hawatir terjadi persoalan dikemudian hari, beberapa Kuwu mengharapkan adanya pengkajian lebih dalam terkait rencana pemerintah dalam program Koperasi Merah Putih yang dikemas melalui Kopdes ( Koperasi Desa) 
Alasan para Kuwu dikarenakan kesiapan untuk mengelola anggaran yang tidak sedikit dan konsep pengelolaan termasuk kepengurusannya. 
Seperti yang dituturkan Kuwu Leuwi dinding, kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Imas Rasdianto. 

"Yang menjadi persoalan bagi kami adalah tentang tata kelola keuangan yang begitu besar dan sumber daya manusia yang memadai, apakah mampu untuk mengelola anggaran dan sesuai dengan mekanisme, sementara program yang sudah ada saja seperti BUMDes  ( Badan Usaha Milik Desa) banyak tidak berjalan, mungkin lebih banyak yang gagal ketimbang berhasil,  ini yang membuat kami sedikit hawatir dengan adanya rencana pembentukan Kopdes, alangkah lebih baik dilakukan pengkajian lebih mendalam, jangan sampai hadirnya koperasi Desa akan menimbulkan persoalan yang dampaknya Kuwu yang harus bertanggungjawab" Tuturnya. Selasa, 22/04/2025.

Lebih lanjut Imas menuturkan, hadirnya koperasi harus disesuaikan dengan potensi Desa yang ada, inilah salah satu yang menjadi pertimbangan apakah tidak berdampak pada perkembangan perekonomian kecil menengah. 

"Semisal di Desa kami harus dibangun koperasi yang bergerak dibidang sembako atau pertanian, sementara di Desa kami banyak para pedagang atau Usaha kecil menengah yang baru merintis usahanya, dengan hadirnya koperasi yang bergerak dibidang sembako apa tidak akan mematikan para pelaku usaha kecil, ini yang harus menjadi pertimbangan, apalagi jika bergerak dibidang simpan pinjam, jelas akan menimbulkan persoalan yang sangat riskan, terkecuali kebijakan dan tanggungjawabnya sepenuhnya dilakukan oleh Pemerintah pusat, dari mulai perekrutan calon pengurus sampai tata kelola keuangan menjadi tanggungjawab pusat , kami kira tidak akan menimbulkan persoalan yang berdampak pada pemdes, namun jika sepenuhnya diserahkan ke pemdes dan menjadi tanggungjawab Kuwu, tentunya secara pribadi saya mengharap perlu dilakukan pengkajian lebih mendasar dan libatkan seluruh Kuwu untuk membahas dan berdialog, karena apapun bentuknya anggaran yang digelontorkan ke Desa, ujungnya kuwu yang bertanggung jawab" Pungkasnya. (1c) 

21 Apr 2025

Kuwu Mertapadawetan " Kopdes perlu dikaji lebih dalam" hawatir tumpang tindih

INDOMEDIA NEWS - Berbagai tanggapan terkait program Koperasi Desa ( Kopdes) Merah Putih menjadi bahan yang patut dilakukan pengkajian lebih mendalam. 
Tujuan program kopdes tentunya baik untuk kemajuan dan perkembangan desa, namun harus dilakukan penelitian yang lebih mendalam, karena tidak semua pemerintah desa memberikan respon positif dengan berbagai dalih atau alasan yang memang harus dicarikan solusinya, salah satunya adalah dengan alasan tidak ingin terjadi tumpang tindih dengan program yang sudah ada, seperti halnya keberadaan bumdes. 
Salah satu alasan menyikapi rencana program koperasi desa disampaikan Kuwu Mertapadawetan, kecamatan  Astana japura, kabupaten cirebon, Moh Munif AR. 

"Pada dasarnya kami merasa kebingungan dengan hadirnya program Kopdes Merah Putih, karena salah satunya adalah di desa sudah ada bumdes, kami hawatir akan terjadi tumpang tindih dan menimbulkan persoalan yang berdampak pada pemerintahan desa sendiri, mungkin alangkah lebih baik jika dilakukan pengkajian lebih dalam agar anggaran yang digelontorkan yang tujuannya baik akan berdampak tidak baik" Tuturnya. 

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, sebetulnya banyak juga keluhan yang disampaikan para kuwu terkait rencana Kopdes Merah Putih. 

"Dari perbincangan dengan rekan-rekan kuwu banyak yang merasa kebingungan dengan wacana Kopdes, namun  kami tidak bisa berbuat apa -apa karena itu sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat, pada dasarnya kami mendukung segala program Pemerintah, hanya saja karena Kopdes ini menelan anggaran yang sangat luar biasa, maka alangkah baiknya dilakukan pengkajian lebih mendalam, jangan sampai tujuan baik berahir dengan tidak baik, bukan saja hawatir tentang penggunaan anggaran, namun apakah SDM sudah memenuhi atau mampu mengelola Kopdes dengan baik, sementara program yang sudah ada semisal Bumdes ( Badan Usaha Milik Desa) banyak yang menemui kegagalan, apalagi Kopdes dengan anggaran yang tidak sedikit, ini tentunya sangat riskan" Jelasnya. 

Berikut kriteria untuk mendirikan program Kopdes yang menjadi persoalan bagi beberapa pemerintah Desa. 

Kriteria untuk mendapatkan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dapat bervariasi tergantung pada program atau organisasi yang menyelenggarakan. Namun, berikut beberapa kriteria umum yang mungkin digunakan:

Kriteria Umum
1. Warga Negara Indonesia : Pelamar harus merupakan warga negara Indonesia.
2. Usia : Pelamar harus memiliki usia yang sesuai dengan persyaratan program, biasanya antara 18-40 tahun.
3. Pendidikan: Pelamar harus memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan program, seperti pertanian, perkebunan, atau bisnis.
4. Pengalaman: Pelamar harus memiliki pengalaman dalam bidang kopi atau perkebunan.

Kriteria Khusus
1. Pemilik Lahan: Pelamar harus merupakan pemilik lahan yang dapat digunakan untuk perkebunan 
2. Ketersediaan Sumber Daya: Pelamar harus memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan untuk perkebunan , seperti air, tanah, dan tenaga kerja.
3. Komitmen: Pelamar harus memiliki komitmen untuk mengembangkan perkebunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.

Proses Seleksi
1. Pendaftaran: Pelamar harus mendaftar secara online atau offline sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
2. Seleksi Administrasi : Dokumen pelamar akan diperiksa untuk memastikan kesesuaian dengan kriteria.
3. Wawancara:  Pelamar yang lolos seleksi administrasi akan diundang untuk wawancara.
4. Penilaian:  Pelamar akan dinilai berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Apakah Pemdes sudah siap dengan berbagai kriteria tersebut, kita tunggu langkah selanjutnya, apakah Kopdes ini akan berdampak positif atau malah menimbulkan persoalan baru. (1c) 

20 Apr 2025

jalan menuju wisata Cikuya Longsor " Pemerintah harus sigap "

INDOMEDIA NEWS -Perkembangan obyek wisata Cikuya terhambat dengan adanya kondisi jalan yang sangat membahayakan pengguna jalan. Hal ini dikarenakan selain jalan yang naik turun dan bergelombang, ditambah banyaknya jalanan berlubang tentunya berimbas pada perkembangan obyek wisata Cikuya yang merupakan salah satu  wisata  konservasi dan edukasi yang seharusnya menjadi perhatian husus dari pihak terkait, baik pemerintah daerah kabupaten maupun pemerintah provinsi Jawa barat . 
Kondisi jalan yang rusak tersebut terlihat jelas dari mulai pintu masuk Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon hingga perbatasan Desa Wangkelang. 
Terlebih lagi, adanya jalan longsor yang terjadi pada Sabtu pagi, 19/04/2025.seperti yang disampaikan Kuwu Belawa, Deni Kusuma saat ditemui di lokasi longsor  yang berada di Blok Gunung Beas, minggu, 20/04/2025.

"Longsor terjadi pada hari sabtu sekitar pukul 4 pagi, ini tentunya sangat membahayakan bagi para pengguna kendaraan, salah satu upaya yang kami lakukan adalah dengan memasang pohon bambu agar tidak terjadi longsor susulan, dimana selain melibatkan perangkat dan masyarakat desa, anggaran yang digunakan pun menggunakan anggaran pribadi, namun demikian kami telah melaporkan kepada pihak terkait, dalam hal ini Kadis PUPR, dengan harapan segera dilakukan perbaikan dengan cara pemancangan paku bumi termasuk penanaman pohon berakar kuat seperti pohon kelapa atau sejenisnya" Tuturnya. 

Lebih lanjut Deni menjelaskan, selain segera melakukan perbaikan tanah yang longsor, pihaknya berharap perbaikan jalan umum pun segera dilakukan perbaikan. 

"Jalan disini tidak saja hanya bergelombang, namun banyak jalan yang berlubang hingga kedalaman 10 sampai 15 cm, tentunya ini sangat membahayakan, bahkan sudah sering terjadi kecelakaan lalulintas karena memang kondisi jalannya yang sangat menghawatirkan, dengan adanya hal tersebut kami sangat berharap agar segera dilakukan perbaikan agar para pengguna jalan semakin nyaman dalam berkendara yang tentunya berdampak juga pada perkembangan obyek wisata Cikuya" Pungkasnya. 

Senada hal tersebut disampaikan pengelola Obyek wisata Cikuya, Eman Suherman. 

"Wisata Cikuya merupakan salah satu obyek kebanggaan yang hanya ada satu-satunya di Kabupaten Cirebon bagian timur, bahkan mungkin satu-satunya yang ada di Jawa Barat, namun memang kendalanya adalah fasilitas jalan yang kurang memadai, oleh karenanya kami sangat berharap pihak terkait segera melakukan perbaikan jalan, karena bukan saja berdampak pada perkembangan wisata Cikuya itu sendiri, tetapi pada perkembangan laju perekonomian dan kenyamanan para pengguna jalan juga tentunya kenyamanan bagi masyarakat yang ingin berwisata di obyek Cikuya" Tuturnya. 

Saat disinggung terkait pengunjung Cikuya disaat lebaran, dirinya menuturkan ada penurunan. 

"Secara grafik, jika dibandingkan dengan  lebaran tahun kemarin ada penurunan jumlah pengunjung, dimana pada lebaran sebelumnya selama tiga hari jumlah pengunjung sebanyak 4000, namun tahun ini dengan waktu yang sama hanya berjumlah kurang lebih 1.400 pengunjung, salah satu penyebabnya adalah faktor Cuaca, namun secara keseluruhan kami kira dengan cuaca yang sangat tidak bersahabat, pengunjung yang datang ke Cikuya termasuk bagus, kami sebagai pengelola tentunya akan terus berupaya menjadikan wisata Cikuya semakin pesat berkembang, intinya kami mohon perhatian dan kerjasama dari semua pihak untuk bersama sama menjadikan Cikuya lebih baik dan semakin baik" Pungkasnya. 

Saat ini Cikuya semakin berkembang dari berbagai aspek, baik itu sarana permainan anak hingga fasilitas lainnya seperti Pustaka mini dan ruang reterasi hingga tempat bersua foto. 

Sementata itu, salah seorang pengunjung yang berwisata ke obyek wisata bersama komunitasnya dari kabupaten Kuningan, Engkos, menuturkan adanya perkembangan Cikuya. 

"Saat ini Cikuya sudah sangat berubah, sarana prasarananya sangat menunjang, baik itu tempat bermain anak dan fasilitas lainnya, mungkin salah satu kendalanya adalah akses jalan yang masih dirasa kurang baik, kalau tempat wisatanya sih sudah termasuk  baik, alangkah baiknya lagi jika fasilitas atau akses jalannya semakin baik tentu akan berpengaruh pada minat pengunjung untuk berwisata ke obyek wisata Cikuya" Jelasnya. (1c) 

18 Apr 2025

TP PKK Kecamatan Astanajapura " Kesehatan generasi muda diprioritaskan"

INDOMEDIANEWS - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon, terus tingkatkan kinerja. Salah satunya, dengan mengurangi new stunting (stunting baru).

Dalam keterangannya, Ketua TP PKK Kecamatan Astanajapura, Frisma Elsa Tamara mengatakan, kader PKK kecamatan dan desa terus bersinergi untuk mencegah stunting baru di masyarakat. Salah satunya, dengan komunikasi secara aktif dengan berbagai pihak. 

"Upaya terus kami upayakan, Bila ada yang terindikasi stunting, langsung kami komunikasikan dengan berbagai pihak, salah satunya Puskesmas," Tuturnya, Kamis 17/4/2025.

Lebih lanjut dirinya menuturkan, pencegajan stunting menjadi tanggung jawab seluruh pihak, termasuk warga itu sendiri yang aktif datang ke Posyandu untuk memeriksakan kesehatan. 

"Ibu hamil sangat diperlukan dalam memeriksakan kesehatan saat kegiatan Posyandu dilaksanakan di tiap desa, karena sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin," jelasnya.

Dirinya mengharapkan, dengan dilakukannya pemeriksaan secara berkala diharapkan tidak ada lagi kasus gizi buruk yang terjadi pada generasi muda dan kesehatan warga semakin membaik. (1c) 

17 Apr 2025

Jam kantor sesuka hati " Harus ada sangsi"

Penulis : Satori (Aktifis Cirebon Timur) 

Sudah saatnya pemerintah daerah dan instansi terkait menerapkan aturan dan sangsi tegas bagi perangkat desa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 
Hususnya terkait keaktifannya dalam bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan. 
Hal ini perlu menjadi perhatian serius, karena tidak sedikit perangkat desa masuk kerja dan keluar jam kerja sesuka hati, sementara hak mereka untuk mendapat penghasilan ( penghasilan tetap) telah dipenuhi oleh pemerintah dimana gajih mereka berasal dari uang Rakyat. 
Setiap kali perangkat desa diangkat menjadi perangkat desa dan mendapatkan SK ( Surat Keputusan) didalamnya sudah tercantum aturan terkait hal dan kewajibannya, termasuk mematuhi aturan jam kerja. 
Sayangnya banyak dari perangkat desa yang masuk kerja dan pulang kerja sesuka hati dengan alasan bahwa kerja mereka dalam memberikan pelayanan kepada Masyarakat dilakukan 24 jam, jadi tidak mesti ada di kantor desa . 
Hal ini tentunya tidak dijadikan alasan untuk sebuah pembenaran atau saling berdebat untuk mencari kebenaran, yang pasti mereka ( perangkat desa) memiliki kantor tempat dimana dia bekerja dan sudah ada ketentuan jam berapa mereka masuk dan jam berapa mereka pulang. 
Seharusnya para pemimpin termasuk Kuwu atau kepala desa memberikan sangsi kepada bawahannya yang tidak taat aturan dan masuk kerja sesuka hati, sayangnya tidak sedikit pula para Kuwu atau kepala desa yang berada di kantor desa tidak menentu ( Suka-suka) jadi mungkin ini juga yang menjadi dasar perangkat atau bawahannya tidak taat aturan, karena pemimpinnya pun demikian. 
Jika hal ini dibiarkan dan dianggap hal yang biasa, buat apa ada kantor desa dan buat apa juga ada penghasilan tetap. 
Jaman telah berubah maka kinerja pun harus berubah dan jangan biasakan hal negatif menjadi hal yang lumrah. 
Mengingat anggaran untuk desa nilainya tidak sedikit, sudah sepatutnya diimbangi dengan kinerja yang profesional, untuk mewujudkan sebuah pemerintahan yang positif harus diawali dengan hal yang termudah seperti masuk dan keluar kantor sesuai jam dan aturan yang telah ditentukan. 
Untuk menciptakan etos kerja yang baik, dinas terkait pun harus turut serta mengawasi dan memberikan pembinaan kepada seluruh jajaran perangkat desa termasuk para kuwunya untuk membudayakan menghargai waktu ( Jam kantor) dengan tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuka hati dengan alasan dan dalih untuk sebuah pembenaran. 

16 Apr 2025

Lomba Pentas PAI Tingkat Sekolah Dasar sekecamatan Talun "menumbuhkan talenta berkualitas "

INDOMEDIANEWS -Demi meningkatkan bakat anak menuju kualitas pendidikan secara global ketua K3s kecamatan Talun Hj Atin Nurahyati melalui KKGA mengadakan ajang lomba Pentas PAI dibeberapa kategori lomba tentang keagamaan yaitu, seperti Lomba praktek solat berjamaah, lomba MTQ, lomba cerdas cermat, lomba MTQ, lomba pidato, lomba adzan dan lomba tulis kaligrafi yang diikuti oleh sekitar 26 siswa Sekolah Dasar sekecamatan Talun dengan peserta sebanyak 149 putra putri. 

Kegiatan lomba yang diselenggarakan pada Selasa 15/4/2025 dan dijadwalkan selesai dalam satu hari itu, merupakan suatu kegiatan positif dengan materi lomba sesuai dengan tingkatan, untuk melihat sejauh mana daya serap siswa tentang hasil pembelajaran diberikan sekolah dan  diimplementasikan dengan perlombaan. Dengan adanya kegiatan ini para siswa  akan terus belajar dan mengasah kecerdasan  dengan tujuan ingin jadi  yang terbaik dan menjadi juara.

Dalam keterangannya, Atin menjelaskan "Insha Allah , dalam kegiatan ini, kami hanya mengambil juara satunya saja yang nantinya akan dikirim ketingkat kabupaten,sebagai perwakilan  kecamatan" Tuturnya diruang kerjanya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan dalam acara ini seluruh peserta sangat antusias 

"Alhamdulillah, anak anak antusias sekali,mereka pintar-pintar"tambahnya.

Sebagai ketua kelompok kerja kepala sekolah kecamatan Talun,Atin menyampaikan bahwa bukan hanya  bidang keagamaan saja yang dilombakan bahkan sebelumnya sudah diselenggarakan LCC  yang bekerjasama dengan RCTV dan ini akan terus berlanjut ditahun mendatang dengan tujuan melatih mental anak untuk berani tampil dan percaya diri, yang paling penting bisa mengukur  sejauh mana anak anak menerima pembelajaran dari sekolah.

"Kami selaku pendidik tentunya berharap, Mudah mudahan Talun menjadi juara satu tingkat kabupaten" harap Atin . (1c)