13 Nov 2025

Ki Buyut Serfin akan menjadi Cagar Budaya " tinggal menunggu SK"

INDOMEDIANEWS - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon berkunjung ke kantor Desa Mertapadawetan, Kecamatan Astana japura, Kabupaten Cirebon. 
Kehadiran team dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon untuk meninjau lokasi Pemakaman Ki Buyut Serfin yang tengah digodok untuk dijadikan sebagai salah satu Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Cirebon timur. 
Dari keterangan yang disampaikan Kuwu Mertapadawetan, Moh Munif AR, bahwa proses registrasi sudah ditempuh secara keseluruhan. 

"Registrasi sudah selesai semua, kini tinggal menunggu SK dari Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan, menuntut informasi yang kami terima,  InsyaAllah SK ( Surat Keputusan) dari Kementrian sudah turun, diharapkan dengan telah ditetapkannya Kompleks Ki Buyut Serfin sebagai salah satu Cagar Budaya, akan berdampak pada perubahan tata kelola maupun pemeliharaan komplek pemakaman Ki Buyut Serfin" Tuturnya. Kamis, 13/11/2025

Lebih lanjut Munif menuturkan, selain berkunjung ke kantor desa, team dari Kabupaten pun langsung meninjau lokasi pemakaman Ki Buyut Serfin. 

"Kami bersama pihak Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon langsung turun ke lokasi kompleks pemakaman Ki Buyut Serfin, Alkhamdulillah hasilnya sangat memuaskan, kini kami hanya menunggu turunnya SK dari Kementrian, dan mungkin langkah awalnya setelah surat ketetapan diterima akan dilakukan pemugaran area Kimpleks Pemakaman Ki Buyut Serfin, mari berdoa bersama agar semuanya dapat berjalan dan terealisasi dengan baik" Pungkasnya. (1c) 

Rumah Kuwu Karangtengah disatroni maling "Motor Dinas Raib"

INDOMEDIANEWS – Aksi kejahatan kembali terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon. Giliran kali ini, rumah Kuwu (Kepala Desa) Karangtengah, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, menjadi sasaran kawanan pencuri. 
Aksi pencurian tersebut mengakibatkan Dua unit sepeda motor — satu kendaraan dinas dan satu kendaraan pribadi — dilaporkan raib digondol maling pada Minggu (9/11/2025) dini hari sekitar pukul 03.30 WIB.

Peristiwa tersebut menimpa Kuwu Desa Karangtengah, Juli Suhaedi, yang baru mengetahui kejadian itu pada pagi harinya. Menurut penuturan Sekretaris Desa Karangtengah, Yanto Herianto, pencurian terjadi di kediaman pribadi sang Kuwu. 

"Benar, telah terjadi pencurian di rumah Pak Kuwu pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.30 WIB. Setelah mengetahui kejadian tersebut, Pak Kuwu segera melaporkannya ke Polsek Susukanlebak,” jelas Yanto.

Aksi maling tersebut berhasil menggondol satu unit sepeda motor dinas Yamaha N-Max dengan nomor polisi E 2198 O, dan satu unit sepeda motor pribadi Honda Beat bernomor polisi E 5321 OT. Laporan resmi pun telah dibuat dengan nomor LP/B/15/XI/2025/JBR RESTA-CRB/Sektor Susukanlebak.

Pihak Pemerintah Desa Karangtengah juga berupaya mencari petunjuk tambahan dengan meminta bantuan pihak Indomaret yang berlokasi tak jauh dari rumah Kuwu. Diharapkan, rekaman CCTV di sekitar lokasi dapat membantu proses penyelidikan pihak kepolisian. 

“Kami berharap rekaman CCTV dari Indomaret bisa membantu mengungkap pelaku pencurian ini. Selain itu, kami juga mengimbau masyarakat Karangtengah agar lebih berhati-hati dan waspada. Pemerintah desa juga akan memperkuat kembali sistem keamanan dengan mengaktifkan poskamling di setiap dusun,” tambah Yanto.

Sementara itu, Kapolsek Susukanlebak, AKP H. Kuswadi, SH ketika dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp nya membenarkan adanya laporan pencurian di rumah Kuwu Desa Karangtengah. Begitu menerima laporan, pihaknya langsung bergerak cepat ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan. 

“Kami langsung mengamankan TKP, melakukan olah TKP, mencari dan mengumpulkan barang bukti, serta meminta keterangan saksi-saksi. Saat ini penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap identitas dan keberadaan para pelaku,” ungkap Kapolsek.

Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap aksi kejahatan, terutama menjelang akhir tahun, ketika biasanya angka kriminalitas mengalami peningkatan.

Kasus pencurian yang menimpa rumah Kuwu Karangtengah ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat dan aparat desa di Kabupaten Cirebon. Kejadian ini menunjukkan bahwa tindak kejahatan bisa terjadi di mana saja, bahkan menimpa pejabat publik yang dianggap memiliki tingkat kewaspadaan lebih tinggi.

Peristiwa ini juga menjadi refleksi penting tentang perlunya sistem keamanan terpadu di tingkat pedesaan. Pemasangan kamera pengawas (CCTV), ronda malam yang aktif, dan sinergi antara masyarakat serta aparat desa menjadi langkah strategis untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Selain itu, hilangnya kendaraan dinas pemerintah desa menjadi isu krusial karena menyangkut aset negara yang digunakan untuk pelayanan publik. Pemerintah daerah diharapkan melakukan evaluasi terkait pengamanan kendaraan dinas serta meningkatkan sistem pengawasan di tingkat desa.

Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan aparat kepolisian, diharapkan kasus ini dapat segera terungkap dan menjadi pembelajaran bersama untuk memperkuat keamanan lingkungan di wilayah Kabupaten Cirebon.(1c) 

10 Nov 2025

Situs Ki Buyut Serfin Mertapadawetan "ditetapkan jadi Cagar Budaya"

INDOMEDIANEWS - Menurut catatan sejarah dan penuturan sesepuh / tetua Desa Mertapadawetan, bahwa pada mulanya Desa Mertapadawetan adalah merupakan  sebuah kampung dengan nama Mertalaya yang diketemukan oleh seorang Mubaligh Islam yang berasal dari Baghdad yang bernama Syeh Arifin pada tahun 1479. 

Syeh Arifin menurut cerita dan penuturan sesepuh / tetua Desa Mertapada berasal dari Baghdad (Irak) yang sengaja datang ke Cirebon guna memperdalam dan menyebarkan ajaran Islam ditanah Cirebon. Dalam perjalanan Syiarnya beliau kemudian menemukan suatu tempat sebelah timur kota Cirebon yang masih merupakan kampung yang subur dan aman . Syeh Arifin tertarik dengan tempat itu dan akhirnya beliau berniat untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggalnya, selanjutnya kampung itu  diberi nama kampung Mertalaya, Merta artinya tempat dan laya artinya senang, aman dan makmur. Sehingga Mertalaya mengandung arti suatu tempat yang aman, makmur dan menyenangkan.

Setelah Syeh Arifin menetap di Mertalaya, semenjak itu banyak orang-orang berdatangan berguru dan menimba ilmu dan menjadi santri kepadanya. Diantara sekian banyak santri yang ada diperguruan Mertalaya terdapat tiga pemuda yang berasal dari Negri Cempa (Kamboja) yang menjadi muridnya. Ketiga pemuda tersebut mempunyai kepandaian  dan kesaktian yang luar biasa, mereka itu adalah Selarasa, Selaganda dan Selasuara. Selama berada di Mertalaya ketiga pemuda tersebut mendapat bimbingan dan pendidikan Islam dari Syeh Arifin, disamping itu mendapatkan pelajaran-pelajaran lain yang berupa kesaktian yang biasa dikenal dengan istilah kekebalan atau kedigjayaan (Kanuragan), sehingga ketiganya terkenal dengan kepandaian dan kesaktian yang tak terkalahkan pada saat itu.  

Oleh karenanya suatu hari Syeh Arifin menagadakan uji tanding terhadap ketiga santrinya itu untuk menentukan siapa yang terkuat dan terpandai dari ketiganya.
Namun setelah diadakan pertandingan ternyata tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang oleh karena ketiganya sama pandai dan sama sakti, maka Syeh Arifin mengadakan musyawarah dengan santri-santrinya yang lain, dan hasil musyawaran itu adalah merubah nama kampung Mertalaya menjadi Mertapada. Merta artinya tempat (panggonan) Pada artinya sama (sama pandai dan sakti), sehingga Mertapada mengandung pengertian suatu tempat yang dihuni oleh orang-orang yang berkepandaian dan kesaktian sama. Dan setelah itu dibentuk pula Ketua Kampung ( Kuwu ) sebagai orang yang mengurus masyarakat atau penduduk dan akhirnya Ketua Kampung diserahkan kepada Selarasa. Setelah beberapa tahun lamanya akhirnya Syeh Arifin wafat (Tanpa tahun) dan di kebumikan di Mertapada, dan oleh Masyarakat atau penduduk Mertapada tempat dikebumikannya Syeh Arifin dijadikan sebagai tempat Keramat Kibuyutan dengan 
Sebutan Kibuyut Serpin (asal kata dari Arifin/Syarifin/Sarpin/Serpin). Setelah Syeh Arifin wafat, beberapa tahun kemudian ketiga santrinyapun wafat dan dikebumikan disamping kuburan Syeh Arifin.

Sepeninggal Syeh Arifin dan ketiga santrinya beberapa tahun kemudian kekuasaan mertapada dipegang oleh Kidemang Ampunantara sampai wafatnya, selanjutnya digantikan oleh Nyi Mursifah Istri kidemang Ampunantara. Pada saat Nyi Mursipah memimpin Mertapada, beliau membagi Mertapada menjadi dua bagian, yaitu Mertapada bagian Timur disebut Mertapadawetan dan diberikan kepada anak laki-laki (anak sulungnya), sedangkan Mertapada bagian Barat disebut Mertapadakulon yang diberikan kepada anak perempuan dan menantunya.. Semenjak itulah Mertapada terbagi menjadi dua kampung atau desa yang dikenal dengan nama Desa Mertapadawetan dan Desa Mertapadakulon.

Hingga saat ini, Makam Keramat Syech Arifin atau dikenal juga dengan sebutan Ki Buyut Serpin, kerap dikunjungi oleh para penjiarah baik Warga sekitar maupun Masyarakat dari luar Daerah.
Semoga Babad atau ceritera ini bisa menjadi tauladan bagi kita semua.
Berdasarkan hal tersebut, saat ini kompleks pemakaman kibuyut serfin sedang dalam proses menjadi salah satu situs cagar budaya .
Hal ini disampaikan Kuwu Mertapadawetan, Moh Munif AR.

"Alkhamdulillah, keberadaan situs Kibuyut Serfin masuk salah satu cagar budaya oleh pemerintah pusat, dan kami tengah mengurus berkas tinggal menanti turunnya SK Surat Keputusan dari kementrian Dinas pariwisata dan kebudayaan"jelas Moh Munif AR (1c)

8 Nov 2025

Wisata Cikuya berinovasi manfaatkan Limbah Rumahtangga

INDOMEDIANEWS- Keberadaan obyek wisata Cikuya yang berlokasi di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, terus berinovasi dan meningkatkan sumber daya Manusia yang berhasil guna.
Salah satu upaya yang tengah dilaksanakan oleh pengelola wisata konservasi Cikuya, adalah memanfaatkan limbah rumah tangga untuk dijadikan Cendramata dan oleh-oleh hasil karya warga setempat.
Disampaikan oleh Pengelola Obyek Wisata Cikuya, Eman Suherman, menuturkan bahwa sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penghasilan guna menunjang keberlangsungan wisata Cukuya dengan cara memaksimalkan Sumber Daya Manusia agar mampu berkarya dengan memanfaatkan bahan alami.

"Saat ini kami tengah melakukan pelatihan dan bimbingan kepada para pengurus dalam hal kerajinan tangan dalam bentuk pengrajin, dimana bahan bakunya memanfaatkan limbah, salah satunya limbah batok kelapa, dimana batok tersebut dibuat berbagai kerajinan, seperti gantungan kunci dengan berbagai kreasi, termasuk membuat kerajinan gelang tangan" tuturnya, Sabtu,08/11/2025.

Lebih lanjut Eman menjelaskan, keberadaan Cikuya membutuhkan tidak sedikit anggaran, oleh karenanya diperlukan pola fikir dan keinginan agar keberadaan Cikuya terus berkembang dengan berbagai kondisi yang ada.

"Dengan melibatkan berbagai pihak, hususnya warga sekitar, progres pelatihan kerajinan tangan maupun buah tangan terus dimaksimalkan dengan berbagai karya dan kreasi yang terus berkembang, dengan hasil karya yang mereka buat, tidak saja mampu menambah penghasilan bagi para pengrajin itu sendiri, namun bisa menjadi tambahan pemasukan bagi kelangsungan wisata Cikuya itu sendiri, InsyaAllah, dengan niat yang tulus, Cikuya akan semakin berkembang seiring dengan SDM yang memadai, termasuk peran Pokdarwis yang begitu semangat dalam menata dan mengembangkan wisata Cikuya, kami yakin Wisata Cikuya yang identik dengan Kura-kura langka dan hanya ada satu di Kabupaten Cirebon timur, bahkan di Jawa Barat  akan jadi wisata yang semakin diperhatikan oleh banyak pihak, bukan hanya Edukasinya, namun hasil karyanya dapat dinikmati oleh banyak kalangan"pungkasnya (1c)

6 Nov 2025

Pemdes Gumulung Tonggoh Bekali Karang Taruna Keterampilan Pembuatan Baglog Jamur Tiram

INDOMEDIANEWS - Upaya mewujudkan  kemandirian  ekonomi desa, sebuah inisiatif yang  inovatif dilakukan  Pemerintah Desa (Pemdes) Gumulung Tonggoh, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, dengan mengadakan pelatihan pembuatan baglog yang merupakan fondasi utama dalam budidaya jamur tiram. 

Pelatihan ini diharapkan menjadi sosolusi untuk meningkatkan hasil produksi dan menekan biaya produksi budidaya jamur tiram yang dikelola oleh Karang Taruna Umbar Jaya desa setempat. 

Dalam keterangannya, Kuwu Gumulung Tonggoh, Agus Saefudin, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan wujud komitmen Pemdes dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi lokal. 

"Kami melihat potensi besar dalam budidaya jamur tiram, namun selama ini terkendala oleh biaya produksi baglog yang cukup tinggi. Dengan pelatihan ini, kami berharap pengelola dapat memproduksi baglog sendiri dengan biaya yang lebih terjangkau, sehingga keuntungan yang didapat dari budidaya jamur tiram bisa lebih maksimal," jelasnya, Rabu, 05/11/2025.

Menurutnya, pengelola jamur tiram yang diprakarsai oleh karang taruna saat ini tengah bersemangat menyambut era baru kemandirian ekonomi, salah satunya melalui pelatihan intensif pembuatan media tanam baglog untuk budidaya jamur tiram. 

Inisiatif ini bertujuan untuk membekali pemuda khususnya karang taruna untuk memiliki keterampilan esensial dalam memproduksi baglog secara mandiri, sehingga dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen jamur tiram.

"nantinya mereka tidak lagi membeli baglog untuk bahan baku budidaya jamur tiram, melainkan bisa membuat sendiri bahan baku tersebut, " ujarnya. 

Agus berharap langkah kecil ini akan membawa dampak besar bagi kemajuan desa dalam mewujudkan kemandirian perekonomian desa. 

"Pemdes juga memiliki program ketahanan pangan berupa usaha peternakan ayam boiler dan ayam petelur serta produksi jagung pipil yang dikelola oleh BUMDes Jaya Sakti, " ungkapnya. 

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Umbar Jaya, Lenda Lesmana, dirinya mengaku antusias mempelajari teknik pembuatan baglog yang benar dari ahli budidaya jamur tiram yang didatangkan khusus untuk memberikan materi dan praktik.

Ia pun menambahkan bahwa pelatihan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda desa.

 "Kami ingin pemuda desa tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja. Selain itu kami bisa menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil jamur tiram  yang saat ini dikelolanya," katanya 

Lenda pun menjelaskan berkaitan dengan materi pelatihan meliputi pengenalan bahan-bahan pembuatan baglog, seperti serbuk kayu, bekatul, kapur, dan air; teknik pencampuran bahan yang tepat, mapun proses sterilisasi baglog untuk mencegah kontaminasi hingga teknik inokulasi atau penanaman bibit jamur ke dalam baglog.

" Kami juga diajarkan cara merawat baglog agar tumbuh optimal dan menghasilkan jamur tiram berkualitas. Selama ini budidaya yang dikelolanya hanya tahu membeli baglog yang sudah jadi, ternyata membuatnya tidak terlalu sulit, "pungkasnya.(1c) 

Bumdes Griya Makmur gelar pelatihan "demi peningkatan perekonomian desa"

INDOMEDIANEWS- BUMdes Griya Makmur, Desa Mertapadawetan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, menggelar Pelatihan peningkatan kapasitas dan pengelolaan keuangan Badan Usaha Milik Desa.
Dengan digelarnya pelatihan tersebut diharapkan peran BUMdes mampu mendongkrak perekonomian dan pengembangan desa.
Dalam pemaparannya, Direktur BUMdes Griya Makmur, Anisul Fuad, menuturkan bahwa pihaknya akan memaksimalkan peran BUMdes agar program yang telah tersusun bisa terealisasi dengan baik.

"Pelatihan peningkatan kapasitas dan pengelolaan keuangan BUMdes sangat diperlukan, hal ini bertujuan agar anggaran yang diserap mampu dipergunakan dengan baik dan sesuai tata kelola yang berdasarkan aturan maupun mekanisme yang ada, harapan kami, keberadaan BUMdes tidak semata hanya nama, namun bisa diwujudkan lewat karya yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan Masyarakat Desa, InsyaAllah dengan sumber daya yang memadai konsep kerja kami bisa tercapai dengan baik" tuturnya, Kamis, 06/11/2025.

Lebih lanjut Anis menuturkan, pihaknya dalam mengembangkan program kerja melibatkan beberapa komponen yang paham dan disesuaikan dengan bidang atau kemampuan yang dimiliki.

"Saat ini kami tengah konsen dibidang pertanian sebagai penunjang program ketahanan pangan, salah satunya adalah penanaman jagung dan pengayaman tanaman hidup, untuk menunjang program tersebut, kami melibatkan beberapa petani yang memahami bidang tersebut, selain itu, dalam kepengurusan atau struktur BUMdes pun kami dibantu oleh beberapa tenaga ahli yang sangat memahami bidang pertanian maupun hal lainnya, sebagai penunjang program, kami dibantu oleh saudara Herman Asmidi sebagai pengawas, Abdurohman sebagai sekretaris, Dita Indriyani sebagai sekretaris, Dawud bertidak sebagai manager unit pertanian, termasuk Kuwu Mertapadawetan, Moh Munif AR sebagai penasehat" pungkasnya.

Sementara itu, Kuwu Mertapadawetan, Moh.Munif AR menuturkan keberadaan BUMdes yang ada di desanya.

"Sebetulnya keberadaan BUMdes di desa kami sudah ada sebelum saya menjabat sebagai Kuwu, namun mungkin karena beberapa faktor, keberadaannya kurang maksimal, oleh karenanya, saat ini kami pihak Pemdes menegaskan agar BUMdes yang ada saat ini mampu melaksanakan tugas dan kinerjanya dengan baik, Alkhamdulillah, untuk langkah awal peran Bumdes yang sekarang sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan telah berhasilnya tahap pertama panen jagung, semoga kedepannya apa yang telah dicanangkan oleh BUMdes Griya Makmur bisa terealisasi dengan baik dan berimbas pada peningkatan perekonomian desa, bahkan saat ini tengah dipersiapkan grend house untuk pengayaman tanaman hidup" jelasnya. (1c)